Rendahnya akses terhadap air minum yang layak serta buruknya
sanitasi lingkungan berdampak langsung terhadap tingginya angka kesakitan
akibat penyakit infeksi, terutama diare, kecacingan, malaria dll. Anak Balita
yang menderita penyakit infeksi secara berulang akan menderita kekurangan gizi
dan membuatnya rentan terhadap kematian. Kekurangan gizi yang berlangsung
secara kronis terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga secara
fisik anak tidak mencapai tinggi yang optimum dan perkembangan otaknya akan
terhambat.
Menyadari bahwa air minum dan sanitasi layak adalah kebutuhan
dasar manusia, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dasar
tersebut bagi seluruh masyarakat Indonesia (universal access).
Pembangunana perumahan, air minum dan sanitasi merupakan bidang yang menjadi
sasaran pembangunan manusia dan masyarakat yang tertuang di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 - 2019. Pada akhir tahun 2019,
diharapkan 100 % penduduk Indonesia sudah mendapatkan akses terhadap air
minum yang layak, tidak ada lagi (0%) daerah kumuh per kotaan dan meningkatnya
akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan
drainase lingkungan) menjadi 100% pada tingkat kebutuhan dasar.
Program Sanitation and Water for All (SWA) merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility, CSR) PT. Epiroc yang bertujuan untuk membantu masyarakat
Indonesia agar mendapatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak
dan sehat. Program ini akan berkontribusi secara signifikan dalam
percepatan pencapaian target SDGs 2030 dan pencapaian akses universal di
sektor air bersih dan sanitasi tahun 2019. Pembangunan perumahan, air
minum dan sanitasi merupakan bidang yang menjadi sasaran pembangunan manusia
dan masyarakat yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015 - 2019. Program ini juga akan berkontribusi dalam
menurunkan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan (a.l. diare, kecacingan
dan demam berdarah).
Proyek yang berdurasi selama 13 bulan ini terdiri dari 2
komponen yakni penyediaan air minum dan perbaikan sanitasi lingkungan berbasis
masyarakat. Penyediaan air minum dilaksanakan di 4 kampung yang
sangat membutuhkan, yakni Kampung Sirnagalih , Kampung Lebak Muncang,
Kampung Pasir dan Kampung Tapos, sedangkan perbaikan sanintasi lingkungan
dengan menerapkan pendekatan STBM dilakukan di semua kampung di Desa
Sirnagalih, Kec.Mandalawangi, Kab.Pandeglang, Propinsi Banten
Tujuan yang akan dicapai melalui intervensi Program SWA
adalah: “Meningkatnya akses masyarakat terhadap air bersih yang aman
dan berkelanjutan serta terciptanya lingkungan yang sehat di Desa Sirnagalih,
Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten”. Untuk
mencapai tujuan tersebut, ada dua perubahan yang harus terjadi dan akan
menjadi output (keluaran) dari proyek ini, yakni :
- Terbangun dan
berfungsinya Sarana Air Bersih yang bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di
Desa Sirnagalih, terutama di Kampung Sirnagalih , Kampung Lebak Muncang,
Kampung Pasir dan Kampung Tapos.
- Masyarakat di
wilayah proyek menerapkan perilaku BAB yang aman dan sehat serta mengelola
sampah dengan benar
Pelatihan Pembuatan kloset di Desa Sirnagalih
Pembangunan Sarana Air Bersih di Desa Sirnagalih
Peresmian SWA
Serah Terima SWA
Peresmian dan Serah Terima Program SWA