Wash Subang 2018

Rendahnya akses terhadap air minum yang layak serta buruknya sanitasi lingkungan berdampak langsung terhadap tingginya angka kesakitan akibat penyakit infeksi, terutama diare, kecacingan, malaria dll. Anak Balita yang menderita penyakit infeksi secara berulang akan menderita kekurangan gizi dan membuatnya rentan terhadap kematian. Kekurangan gizi yang berlangsung secara kronis terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan  akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga secara fisik anak tidak mencapai tinggi yang optimum dan perkembangan otaknya akan terhambat. Penjelasan di atas menunjukan betapa pentingnya pemenuhan air minum yang aman dan lingkungan yang sehat bagi peningkatan kualitas hidup sumber daya manusia.

Melalui Proyek WASH, PT. Tirta Investama telah berkontribusi dalam pencapaian Akses Universal tahun 2019 di bidang air bersih dan sanitasi serta pencapaian Tujuan no. 6 Sustainable  Development Goals (SDGs) tahun 2030,  khususnya di Kabupaten Subang, Jawa Barat.  Proyek yang berdurasi selama 9 bulan ini (April – Desember 2019) merupakan kelanjutan dari proyak WASH Subang I yang  sudah dilaksanakan oleh PT. Tirta Investama bersama mitra kerjanya YPCII  pada periode  Juli-Desember 2017 dan menjadi bagian dari  Program WASH PT.Tirta Investama untuk periode 3 tahun.

Program WASH Subang II dirancang berdasarkan fakta yang terjadi di wilayah sekitar pabrik PT.Tirta Investama yang apabila tidak diintervensi akan menimbulkan dampak yang negatif bagi masyarakat dan perusahaan.  Berikut adalah kondisi yang terjadi dan dampak  potensial jika masalah utama tidak diselesaikan.

  • Masih ada SAB yang telah dibangun (oleh Pamsimas dan PT.Tirta Investama), belum berfungsi secara optimal.
  • BPSAMS masih membutuhkan bimbingan teknis dan pendampingan.
  • Belum ada sistem pengelolaan sampah yang terpadu, masyarakat masih membuang sampah di sembarang tempat, antara lain ke sungai dan kebun serta membakar sampah sembarangan.
  • Belum tersedia data dasar WASH di Desa Darmaga dan Pasanggrahan, yang dampaknya adalah :
  • perencanaan program oleh masyarakat tidak berbasis data, sehingga program dirancang kurang tepat sasaran;
  • akan sulit mengukur dampak yang dihasilkan dari intervensi yang telah dilakukan.
  • Masih terjadi perilaku BABS di desa-desa yang berada di sekitar pabrik PT.Tirta Investama.
  • Kemampuan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu di desa Darmaga, masih perlu ditingkatkan.
  • Masih ada dusun atau kampung di desa Darmaga yang belum tersentuh program CSR PT. Tirta Investama yang akan menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial dari masyarakat yang belum tersentuh program
photo
-
Bak Penampung Air Bersih
photo
-
Pelatihan STBM
photo
-
Pertemuan Pengurus BPSAMS, Desa Darmaga
photo
-
Pertemuan Pengurus BPSAMS, Desa Pesanggrahan
photo
-
Promo Edukasi Kader Posyandu
Berita Terkini
Form Program Request