Rendahnya akses terhadap air minum yang layak serta buruknya
sanitasi lingkungan berdampak langsung terhadap tingginya angka kesakitan
akibat penyakit infeksi, terutama diare, kecacingan, malaria dll. Anak Balita
yang menderita penyakit infeksi secara berulang akan menderita kekurangan gizi
dan membuatnya rentan terhadap kematian. Kekurangan gizi yang berlangsung
secara kronis terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga secara
fisik anak tidak mencapai tinggi yang optimum dan perkembangan otaknya akan
terhambat. Penjelasan di atas menunjukan betapa pentingnya pemenuhan air minum
yang aman dan lingkungan yang sehat bagi peningkatan kualitas hidup sumber daya
manusia.
Melalui Proyek WASH, PT. Tirta Investama telah berkontribusi
dalam pencapaian Akses Universal tahun 2019 di bidang air bersih dan sanitasi
serta pencapaian Tujuan no. 6 Sustainable Development Goals (SDGs) tahun
2030, khususnya di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Proyek yang
berdurasi selama 9 bulan ini (April – Desember 2019) merupakan kelanjutan dari
proyak WASH Subang I yang sudah dilaksanakan oleh PT. Tirta Investama
bersama mitra kerjanya YPCII pada periode Juli-Desember 2017 dan
menjadi bagian dari Program WASH PT.Tirta Investama untuk periode 3
tahun.
Program WASH Subang II dirancang berdasarkan fakta yang
terjadi di wilayah sekitar pabrik PT.Tirta Investama yang apabila tidak
diintervensi akan menimbulkan dampak yang negatif bagi masyarakat dan
perusahaan. Berikut adalah kondisi yang terjadi dan dampak potensial jika
masalah utama tidak diselesaikan.
- Masih ada SAB
yang telah dibangun (oleh Pamsimas dan PT.Tirta Investama), belum
berfungsi secara optimal.
- BPSAMS masih
membutuhkan bimbingan teknis dan pendampingan.
- Belum ada sistem
pengelolaan sampah yang terpadu, masyarakat masih membuang sampah di
sembarang tempat, antara lain ke sungai dan kebun serta membakar sampah
sembarangan.
- Belum tersedia
data dasar WASH di Desa Darmaga dan Pasanggrahan, yang dampaknya adalah :
- perencanaan
program oleh masyarakat tidak berbasis data, sehingga program dirancang
kurang tepat sasaran;
- akan sulit
mengukur dampak yang dihasilkan dari intervensi yang telah dilakukan.
- Masih terjadi
perilaku BABS di desa-desa yang berada di sekitar pabrik PT.Tirta
Investama.
- Kemampuan kader
dalam mengelola kegiatan Posyandu di desa Darmaga, masih perlu
ditingkatkan.
- Masih ada dusun
atau kampung di desa Darmaga yang belum tersentuh program CSR PT. Tirta
Investama yang akan menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial dari
masyarakat yang belum tersentuh program
Bak Penampung Air Bersih
Pelatihan STBM
Pertemuan Pengurus BPSAMS, Desa Darmaga
Pertemuan Pengurus BPSAMS, Desa Pesanggrahan
Promo Edukasi Kader Posyandu