Desa Margasana di
Kecamatan Kramatwatu telah dipilih oleh program IUWASH sebagai salah satu
lokasi programnya karena daerah tersebut telah mengalami beberapa KLB diare
sejak dari tahun 2011 sampai 2012 dengan total kasus sebanyak 353 (sampai
bulan Juni 2012).
Menurut data
monografi desa, jumlah penduduk Margasana adalah 4762 jiwa, dan 51% dari 1168
KK yang ada, tergolong keluarga miskin. Program SMS dilaksanakan di dua dari
empat RT/Kampung yang ada di Desa Margasana, yaitu RT 04 Kp. Kemasan Gede dan
RT 05 Kp. Kemasan Tengah, di mana persentase keluarga miskinnya jauh lebih
tinggi daripada persentase keluarga miskin tingkat desa.
Data monografi juga
menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan jamban sehat (leher angsa) di antara
semua rumah di Margasana hanya sebesar 58% sedangkan di kampung Kemasan Gede
hanya 51% dan di Kemasan Tengah bahkan hanya 29%. Tingkat kepemilikan saluran
pembuangan air limbah di kedua kampung/RT tersebut bahkan lebih rendah lagi, hanya
25% dan 26%. Keadaan ini tidak sesuai dengan kepemilikan sarana air bersih yang
relatif cukup tinggi, yaitu 74% di Kemasan Gede dan 64% di Kemasan Tengah,
berupa sumur gali atau sumur bor. Ini berarti bahwa masyarakat tidak membangun
jamban bukan karena tidak ada air, sebagaimana terjadi di beberapa daerah lain
yang rawan kekurangan air.
Masih di dalam
wilayah kampung Kemasan Tengah, berdiri satu-satunya sekolah di desa Margasana
yaitu Madrasah Ibtidaiyah Madarijul Ulum, sebuah sekolah setingkat SD, yang dlaporkan
sejak dibangun pada 1975 tidak pernah memiliki fasilitas sanitasi. Sekitar 280
siswa yang belajar setiap tahunnya serta 8 orang guru mereka, tentunya terpaksa
pulang ke rumah bila hendak buang air kecil/besar atau pergi ke kebun dan sawah
yang ada di sekitar sekolah.
Berdasarkan hasil
survey dan observasi tim IUWASH dan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, gambaran
tentang kondisi masyarakat di Desa Margasana adalah sebagai berikut:
1.Mayoritas tingkat
pendidikan sekolah dasar
2.Akses terhadap
informasi mengenai air bersih dan sanitasi masih rendah3.
3.Mayoritas MBR
(memiliki kartu GAKIN) dengan mata pencaharian petani dan buruh serabutan
4.Kesadaran
masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat rendah, masih mempraktikkan
BAB sembarangan (di kebun, di kali, di lapangan, di sawah dan lainnya)
5.Cakupan
kepemilikan jamban 42,6% (sebagian besar menggunakan cubluk atau non-tangki
septik)
6.Belum terjangkau
oleh sambungan air bersih perpipaan (PDAM)
7.Belum ada
organisasi atau pun program pemerintah yang bekerja di bidang pelayanan
sanitasi
8.Kejadian penyakit
terkait lingkungan seperti diare, ispa, kecacingan, penyakit kulit
(gatal-gatal) masih cukup tinggi
Program SMS
merupakan program yang terdiri dari lima komponen yang saling terkait dan mendukung,
yaitu:
1.pemberdayaan
masyarakat dan sekolah
2.penyediaan kredit
sanitasi untuk pengadaan sarana sanitasi rumah tangga secara mandiri
3.pembangunan IPAL
Komunal dengan sistem perpipaan bagi masyarakat
4.pembangunan jamban
sekolah dengan tangki septik komunal
5.kegiatan advokasi
untuk keberlanjutan program serta potensi replikasi oleh multi-pihak.
Maksud dan tujuan
program SMS ini telah dirumuskan lengkap dan jelas di dalam Scope of Workyang
diterbitkan oleh IUWASH yaitu:
“Untuk
membuat sebuah percontohan program peningkatan akses sanitasi untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) dan sekolah di Desa Margasana, Kec. Kramatwatu,
Kab. Serang melalui pembangunan jamban pribadi dan komunal serta pembangunan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan sistem perpipaan di masyarakat
dan di sekolah”.
-
Pembangunan SMS
Pembangunan SMS
Pembangunan SMS
Pembangunan SMS